Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan
manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan.
Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang,
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai
langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar
dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.
Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain,
apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Manusia hidup di dunia ini mempunyai dua sisi yaitu sisi bahagia dan
sisi penderitaan. Ada suatu kala manusia merasakan sebuah kebahagiaan
dan biasanya kebahagiaan itu datang dengan sendirinya. Kehidupan memang
tak lengkap jika hanya ada kebahagiaan, karena jika hanya ada sebuah
kebahagiaan di dalam sebuah kehidupan maka manusia yang hidup di dunia
ini tidak akan pernah bersyukur kepada Allah SWT yang telah
menciptakannya. Hal yang sering terjadi manusia yang merasa kebahagiaan
didalam hidupnya sering lupa kepada yang telah menciptakannya, oleh
karena itulah Allah SWT maha adil. Maka dari itu, salah manusia jika
hanya menginginkan kebahagiaan semata. Karena disamping terdapatnya
kebahagiaan di dunia didalam kehidupan juga terdapat rasa yang memiliki
arti berlawanan dengan arti kebahagiaan. Arti yang berlawanan itulah
yang biasa kita sebut dengan penderitaan, separti dalam firman ALLAH SWT
dalam surat AL-Baqoroh:155-157
http://blog.uad.ac.id/thohafirdaus/2011/11/28/maanusia-dan-penderitaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar